Thursday 26 April 2018

Konservasi Arsitektur Gereja Immanuel Jakarta



Gereja Immanuel Jakarta
(sumber: http://kasihkekal.blogspot.co.id)

Gereja Immanuel Jakarta terletak di Jalan Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat.  Gereja Immanuel Jakarta pada awalnya adalah gereja yang dibangun atas dasar kesepakatan antara umat Reformasi dan Umat Lutheran di Batavia.
Pembangunannya dimulai tahun 1834 dengan mengikuti hasil rancangan J.H. Horst. Pembangunan dimulai pada 24 Agustus 1835 dimana batu pertama diletakkan. Pembangunan gedung gereja ini memakan waktu 4 tahun.

Gereja saat itu diberi nama “Willemskerk”, untuk menghormati Raja Willem I, raja Belanda pada periode 1813-1840. 

Pada jaman dahulu, gereja ini hanya digunakan oleh para petinggi-petinggi Hindia Belanda yang saat itu sedang menjajah Indonesia. Khotbah pun menggunakan Bahasa Belanda.



Setelah Belanda dan sekutunya benar-benar sudah meninggalkan Indonesia, misa dalam Bahasa Indonesia pun dilakukan. Meski demikian, misa dalam bahasa Belanda tidak dihilangkan begitu saja. Selain menjadi bagian dari sejarah gereja, penggunaan bahasa Belanda juga membantu warga negara Belanda di kedutaan besar maupun yang sedang berkunjung ke Indonesia.

Saat ini gereja Immanuel adalah bagian dari Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) yang menganut sistem presbiterian sinodal.
Karena bentuk gedung yang klasik dan tidak biasa, Gereja Immanuel Jakarta juga sering menjadi objek foto bagi pasangan yang akan menikah. 


Gereja GPIB Immanuel Jakarta
(sumber: koleksi pribadi)

Gereja Immanuel ini bergaya Eropa klasisisme ini berbentuk bundar di atas pondasi tiga meter. Di bagian ini terlihat jelas serambi persegi empat dengan pilar-pilar paladian putih yang menopang balok mendatar. Paladinisme adalah gaya klasisisme abad ke-18 di Inggris yang menekan simetri dan perbandingan harmonis.


Pilar-pilar Paladian Gereja Immanuel Jakarta
(sumber: koleksi pribadi)


Pilar-pilar Paladian Gereja Immanuel Jakarta
(sumber: koleksi pribadi)

Pilar-pilar Paladian Gereja Immanuel Jakarta
(sumber: koleksi pribadi)

Gedung gereja tampak megah dengan pilar-pilar paladian raksasa, pintu dan jendela kayu yang tinggi besar ditambah menara kecil diatas kubah bulatnya. 

Lampu Gantung pada Gereja Immanuel Jakarta
(sumber: koleksi pribadi)

Lampu chandelier yang megah menyambut kedatangan para jemaat yang akan beribadah. Tangga berjajar menuju pintu masuk gereja berbahan kayu jati yang tingginya lebih dari lima meter. 

Tangga Gereja Immanuel
(sumber: koleksi pribadi)

Railing Tangga Gereja Immanuel
(sumber: koleksi pribadi)

Atap Kubah Gereja Immanuel Jakarta
(sumber: koleksi pribadi)

Pada bagian dalam, kesan denah gereja berbentuk bulat semakin tegas. Denah gereja berbentuk bulat dan diatasnya terdapat kubah (dome) yang tinggi dan megah menjadi daya tarik dari gereja ini. Kubah ini juga menjadi sumber masuknya cahaya ke dalam gereja. 

Bagian dalam Gereja
(sumber: koleksi pribadi)

Tempat Duduk dalam Gereja
(sumber: koleksi pribadi)


Susunan bangku jemaat pun mengikuti bentuk dome gereja ini. Bangku kayu yang ditempel ke dinding dibuat melengkung mengikuti denah melingkar bangunan gereja, menjadikannya tidak biasa.


Orgel Gereja Immanuel Jakarta
(sumber: koleksi pribadi)

Pada gereja ini juga terdapat orgel antik yang dipakai pada tahun 1843, hasil buatan J. Datz di negeri Belanda.



Pada zaman dahulu mungkin tidak diperlukannya AC karena udara belum terlalu panas seperti sekarang. Namun seiring berjalannya waktu, Jakarta semakin panas karena global warming dan pihak gereja pun memasang AC sebagai penghawaan tambahan. Tapi karena untuk menjaga agar cahaya yang masuk tetap ada, maka pintu dan jendela gereja tetap dibiarkan terbuka. Oleh karena itu, sirkulasi AC tidak merata karena pintu tetap dibiarkan terbuka.


Pintu Belakang Gereja Immanuel Jakarta
(sumber: koleksi pribadi)

Bagian belakang gereja digunakan sebagai kantor gereja dan diperuntukkan untuk orang-orang yang berkepentingan saja. Terdapat 2 tangga yang berada di sisi kiri dan kanan menjadikannya tampak megah.

Lingkungan Kawasan Gereja Immanuel Jakarta
(sumber: koleksi pribadi)

Di sekitar lingkungan gereja, terdapat Gedung Pertemuan Pastori, kantor pusat Majelis Sinode GPIB di Indonesia , dan Wisma GPIB untuk karyawan disana. 

Kantor Pusat Majelis Sinode GPIB Indonesia
(sumber: koleksi pribadi)

Wisma GPIB Immanuel
(sumber: koleksi pribadi)

Bangunan dalam kawasan gereja pun masih menggunakan sentuhan lama, terlihat dari jendela yang identik dengan bentuk jendela gereja. Dinding pada teras bangunan ditumbuhi tanaman rambat agar tampak asri.



Gereja menghadap ke taman besar Koningsplein. Seiring berjalannya waktu dan pembangunan yang terjadi seturutnya, Gereja kini menghadap ke Stasiun Gambir.

Gereja Immanuel terletak di dekat alun-alun atau pusat kota. Ditempatkan di dekat alun-alun dan pusat karena pada jaman Belanda pinggir-pinggir kota merupakan tempat tinggal para petinggi Belanda.
Seperti yang sudah disebutkan diatas, Gereja Immanuel terletak di dekat alun-alun atau pusat kota, maka gedung gereja pun dekat dengan bangunan-bangunan penting lainnya seperti Monumen Nasional atau Monas, Stasiun Gambir, Masjid Istiqlal, dan gereja tua lainnya yang bergaya neo-gothic, yaitu Katedral Jakarta. Gereja Immanuel Jakarta pun tampak sesuai dengan lingkungan sekitarnya. 



Gereja Immanuel Jakarta tercatat sebagai bangunan cagar budaya melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0128/M/1988 tanggal 27 Februari 1988 dan SK Gubernur DKI Jakarta Nomor Cb 11/I/12/1972 tanggal 10 Januari 1972.




Selain itu diperbarui dengan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 475 Tahun 1993 tanggal 29 Maret 1993 dan berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 yang menetapkan Gereja GPIB Immanuel sebagai bangunan cagar budaya. 






Daftar pustaka:
https://id.wikipedia.org/wiki/GPIB_Immanuel_Jakarta
http://www.solopos.com/2014/12/25/natal-2014-inilah-suasana-misa-3-bahasa-di-gereja-immanuel-gambir-jakarta-562516
http://duopanda.blogspot.co.id/2011/12/wisata-gereja-tua-jakarta.html
http://kasihkekal.blogspot.co.id/2012/10/gereja-gereja-bersejarah-di-indonesia_24.html

No comments:

Post a Comment

Subscribe

Flickr